.jpg)
Tuh... agendaku... walau dah kutulis... tapi ternyata terkadang... sering juga tempuk or tabrakan2 wah... gawat..... memorinya harus di upgrade do the best... do effective.... do efficient.... Bismillah....
Who I am What I do be better
Dari blogsome tausiyah 275 berceritakan tentang keuatamaan shaur Semoga bermanfaat
Keutamaan makan sahur
- Dibawakan oleh Amru bin ‘Ash Ra, bahwa Rasulullah Saw berkata : “Beda antara puasa kami dengan puasa ahli kitab, ialah makan sahur” Riwayat Muslim dan Abu Daud
(pengertiannya: ahli kitab juga berpuasa, namun mereka tidak melakukan sahur. Jadi, LEBIH BAIK sahur, meski tidak sahur juga tidak salah…asal tidak terlalu sering )
- Karena itulah Rasulullah merintahkan makan sahur bagi yang mau berpuasa: “Siapa yang mau berpuasa hendaklah bersahur meskipun hanya sedikit” Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir Hadits no 5881
(aku sendiri pernah sahur hanya minum air putih, karena malamnya sudah makan banyak…hehehe..kata tausiyah..... aku menjawab... : sama, aku juga kadang malah cuman melek doang kagak makan dan minum apa2)
- “Bersahurlah karena dalam sahur itu terdapat keberkahan”. Diriwayatkan oleh Asy-Syaikhan, At-Turmudzi, Annasai dan Ibnu Majah
(ini juga bisa menjadi dasar kenapa sahur LEBIH BAIK daripada tidak sahur)
Keberkahan makan sahur:
- Dari Sulaiman Ra, katanya: Bersabda Saw : “Keberkahan terdapat dalam tiga : Dalam kebersamaan (jama’ah), dalam berbuka dan dalam makan sahur” Hadits shahih At-Targhib wat Tarhib, Hadits no. 1057
(so, ‘BOLEH’ sekali-sekali tidak sahur…asal tidak diniatkan utk terus dilakukan)
- Dari Abu Hurairah Ra. Katanya: Sabda Saw : Sesungguhnya Allah menjadikan keberkahan dalam sahur dan literan” Shahih Al-Jami Ash, Hadits no.1731
- Dari Abdullah bin Al-Harits dari seorang laki-laki sahabat Nabi saw, katanya: Saya pergi menenui Nabi Saw sedang bersahur, lalu sabdanya “Ia suatu keberkahan yang diberikan Allah kapada kalian, maka janganlah kalian tinggalkan dia” Hadits shahih At-Tharghib wat Tarhib, hadits no. 1061
- Makan sahur itu suatu keberkahan, karena ia mengikuti sunnah Rasulullah, tujuannya, menguatkan orang yang puasa, menambah semangat orang untuk terus berpuasa karena ringannya, dan karena ia berbeda dengan puasanya ahli kitab yang lain, maka dari itu Rasulullah Saw menamakannya Al-Ghidza’ Al-Mubarak, seperti dalam hadits Al-Ibrabadh bin Sariyah dan Abu-Darda’ Ra.:”Mari makan Ghidza ‘Al-Mubarak: yakni makan sahur” Hadits shahih At-Tharghib wat Tarhib, hadits no. 1059-1060
Allah dan para malaikatnya bershalawat pada orang yang makan sahur
Mungkin, salah satu keberkahan terbesar ialah sahur karena Allah Ta’ala melipatkan ampunan dan rahmat-Nya kepada orang-orang yang bersahur. Begitu pula malaikat-Nya memohon ampunan untuk mereka, memintakan limpahan karunia-Nya, supaya mereka dibebaskan Ar-Rahman dari api neraka dalam bulan Al-Qur’an itu.
- Dari Abu Sa’id Al-Khudari Ra. Katanya: Rasulullah bersabda: “Makan sahur seluruhnya berkah, janganlah kalian meninggalkannya meskipun hanya minum seteguk air, karena Allah dan para Malaikat-Nya beshalawat kepada orang-orang yang bersahur” Hadits shahih Al-Jami ash-Shaghir, hadits no. 3577
Hendaklah pahala besar dari Allah Yang Maha Rahim itu jangan sampai tidak dimanfaatkan oleh ummat Islam. Adapun makan sahur seorang mukmin yang paling utama ialah, buah kurma” Tapi bagi yang tidak memiliki makanan sahur, dianjurkan untuk minum meskipun seteguk air. Hadits shahih At-Targhib wat Tarhib, hadits no. 1064
Mengundurkan makan sahur
Mengundurkan makan sahur hingga sebelum fajar sangat terpuji, karena Nabi Saw dan Zaid bin Tsabit Ra, pernah makan sahur, sesudah makan langsung Nabi pergi sholat. Antara selesai makan sahurnya dengan pergi shalatnya itu kira-kira sebanyak orang membaca 50 ayat Al-Qur’an .
Dari Anas Ra. Dari Zaid bin Tsabit Ra., Katanya :”Saya telah bersahur dengan Nabi saw, lalu Ia pergi bershalat. Saya bertanya: Berapa lama antara adzan dan sahur? Beliau menjawab: kira-kira sekadar bacaan 50 ayat Al-Qur’an. Hadits Bukhari, Muslim dan Ibnu Khuzaimah
Kesimpulan:
1. Bersahurlah, agar ibadah puasa qt sesuai dengan yg dicontohkan Rasululloh SAW
2. Jika tidak sahur, yaaa…teruskan berpuasanya
3. Apabila berpuasa namun malas sahur, tidak masalah, hanya tidak sesuai dengan contoh Rasululloh SAW
4. Sahur tidak saja contoh Rasululloh, namun banyak keberkahan di dalamnya. Jangan sia2kan kesempatan meraih berkah sebanyak2nya di bulan Ramadhan. Belum tentu Ramadhan depan kita masih hidup
Suatu saat, selepas shalat, Rasulullah Saw berbagi sapa dan berbincang bincang dengan para sahabat tentang pelbagai hal. Dalam perbincangan itu, Rasulullah menyampaikan keutamaan majelis dzikir, do’a dan permohonan ampun kepada Allah Swt. Selain itu, beliau juga menekankan bahwa Allah Swt boleh jadi mengabulkan do’a seorang hamba, menghindarkannya dari bencana yang belum turun, menyimpan pahala do’anya di akhirat atau menghapusnya dosa-dosanya.
Seperti dikisahkan dalam Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW pernah melakukan qunut selama satu bulan untuk mendoakan pembunuh-pembunuh para sahabatnya di Bir Al-Maunah.
Dari Abu Hurairah RA :
"Sesungguhnya bila ingin mendoakan seseorang, Nabi Muhammad SAW membacakan qunut sesudah ruku' (Hr. Bukhari dan Ahmad bin Hambal).
Doa Qunut Nazilah dibaca setiap sholat fardhu jahriyah (mahdzab Hanafi), sedangkan selain madzhab Hanafi, Doa Qunut Nazilah dibaca setiap kali sholat fardhu.
Mari kita bacakan doa ini untuk saudara-saudara kita kaum muslimin dimana saja berada, khususnya yang sedang terkena ancaman, penganiayaan, dan penindasan musuh-musuh Allah.
Inilah Doa Qunut Nazilah (Hadist diriwayatkan oleh Umar Bin Khatab) :
Alloohummaghfir lilmu'miniina wal mu'minaat
Wal muslimiina wal muslimaat
Wa allif baina quluubihim
Wa ashlih dzaata bainahum
Wanshur 'Alaa 'Aduwwika wa'aduwwihim
Allohummal'in kafarota ahlil kitaabil ladziina
Yukadzibuuna rusulaka wayuqottiluuna auliyaa aka
Alloohumma khollif baina kalimaatihim
Wazalzil Aqdaamahum
Wa anzilbihim ba'sakalladzii layuroddu 'anil
qaumil mujrimiin
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Allohumma innaanasta'iinuka
Artinya:
"Ya Allah ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat,
Ya Allah jinakkan, satu padukan hati orang-orang muslimin,
Perbaikilah keadaan mereka,
Tolonglah kaum muslimin utuk melawan musuh-musuh-Mu, dan musuh-musuh mereka
Ya Allah, laknatlah orang-orang kafir yang mendustakan para RasulMu dan membunuh para kekasih-Mu,
Ya Allah cerai-beraikan kesatuan kata mereka,
Hancur leburkan kekuatan mereka,
Dan turunkanlah bencana-Mu yang tiada tertolak lagi untuk orang-orang yang penuh dengan dosa
Dengan menyebut nama-Mu ya Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang,
Ya Allah, sesungguhnya kami memohon perlindungan kepadaMu"
biar awanpun gelisah
daun2 jatuh berguguran
namun cintamu kasih terbit laksana bintang
yang bersinar cerah menerangi jiwaku
andaikan ku dapat mengungkapkan
perasaanku hingga membuat kau percaya
akan kuberikan seutuhnya
rasa cintaku selamanya…selamanya…
andaikan ku dapat mengungkapkan
perasaanku hingga membuat kau percaya
akan kuberikan seutuhnya
rasa cintaku
rasa cinta yang tulus dari dasar
lubuk hatiku
Tuhan, jalinkanlah cinta
bersama, slamanya
Sikap tawakkal sebagai ciri-ciri kokohnya keimanan seseorang kepada Allah SWT, adalah sikap pasrahnya yang kuat kepada keputusan Allah SWT dalam segala urusan hidupnya, baik dikala senang alaupun diwaktu susah. la yakin bahwa Allah SWT Maha Pengatur, Maha Kuasa dan Maha Bijaksana dalam melakukan dan menentukan apa saja termasuk dalam hal memberikan rezeki kepada seseorang atau mencabutnya, memberikan kemenangan kepada suatu golongan atau menimpakan kekalahan kepadanya, mengangkat seseorang atau menduduki suatu jabatan atau mencopotnya dan menjatuhkannya.
Tawakkal merupakan bekal hidup seseorang yang beriman yang bisa menjadikan dirinya tabah dalam menghadapi apapun bentuk cobaan atau musibah yang menimpanya. Dengan sikap tawakkal, seorang mukmin akan merasa tenang dalam hidupnya. Bila ia mendapatkan kebaikan ia sadar bahwa Allah-lah yang memberikannya, untuk itu ia bersyukur. Bila ia ditimpa kesulitan atau mengalami musibah, ia sadar bahwa itu datang dari Allah sebagai batu ujian baginya, dan ia yakin bahwa dibalik kesulitan dan musibah itu, pasti ada hikmah dan kemasalahatan yang dikehendaki oleh-Nya. Untuk itu ia akan bersabar dan bertawakkal.Firman Allah SWT :
“Katakanlah, sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal “. (QS. At-Taubah [9]: 51).
Seorang mukmin dalam situasi apapun dan bagaimanapun kritisnya, ia akan tetap percaya akan ke-Mahakuasaan Allah SWT. la akan memohon pertolongan-Nya, maka dirinya akan tentram, jiwanya tenang, sikapnya tabah. Segala sepak terjangnya hanyabersandar kepadaAllah SWT. Sebab, tanpa pertolongan Allah SWT dan tanpa bantuan-Nya, tindakan apapun yang ia lakukan, sistem apapun yang ia jalankan, strategi apapun yang ia terapkan, tak akan banyak artinya, meskipun dikemas dengan rapih dan teratur. Untuk itulah Allah SWT senantiasa memperingatkan orang beriman untuk jangan terpukau dengan kekayaan, kepintaran, kecerdasan, kekuasaan karena semua itu tak akan banyak berpengaruh, bila tidak ada pertolongan atau bantuan dari Allah SWT.
Allah SWT berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (haipara mu ‘minin) di medanpeperanganyang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu di waktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumiyang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dengan bercerai-berai. Kemudian Allah meminmkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orangyang beriman, dan Allah menunmkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang yang kafir, dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir ” (QS. At-Taubah [9]: 25-26).
Tawakkal itu bukan sikap menyerah atau pasrah, atau bersikap masa bodoh atau ber-pangku tangan tanpa berusaha dan bekerja dengan keras. Tawakkal adalah usaha maksimal seorang mukmin sambil yakin akan adanya pertolongan Allah SWT. Allah SWT berfirman yang artinya, “Dan orang-orangyang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka vada tempat-tempatyangtinggi di dalam surga, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik uembalasan bagi orang-orang yang beramal, (yaitu) yang bersabar dan bertawakkal kepada Tuhannya “(QS. Al-Ankabuut [29]: 58-59).
Tertinggalnya posisi umat Islam dewasa ini, bila dibandingkan dengan umat lainnya, baik dalam percaturan perpolitikan secara makro dan berskala internasional, ataupun sektor perekonomian dan dibidang disiplin ilmu dan teknologi, tak lain karena kekeliruan sebagian kaum muslimin dalam menyikapi dan memahami arti tawakkal. Merekamenganggap bahwa tawakkal ialah sikap masa bodoh dan pasrah sepenuhnya kepada keputusan Allah SWT tanpa adanya usaha maksimal, tanpa berjuang, tanpa bekerja keras.
Mereka menyalah artikan konteks hadits Nabi Saw yang berbunyi, “Jika kamu bertawakkal kepada Allah dengan sepenuh tawakkal, maka Dia pasti akan memberimu rezeki, sebagaimana Dia memberi rezeki kepada seekor burung, ia pergi meninggalkan sarangnya dalam keadaan perutkosong (lapar), dan pulang kembali kesarangnya dalam keadaan penuh temboloknya (kenyang) “. (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Padahal arti dan maksud dari hadits tersebut, bahwa pergi dan pulangnya burung itu, jelas dalam rangka usaha dan kerj a mencari rezeki. Jika burung itu hanya duduk dan diam saja di sarangnya, tanpa beranjak pergi dan terbang mencari rezeki, tentu makanan itu tak akan mungkin datang dengan sendirinya ke sarangnya.
Sikap tawakkal adalah pegangan dan pijakan paraNabi dalam berjuang menegakkan keadilan dan melaksana-kan ajaran Allah SWT. Kalimat yang selalu dikumandangkan dalam setiap menghadapi tantangan atau ancaman dari lawan atau musuh yang menteror atau mengintimidasi ialah, “Mengapa Kami tidak akan bertawakkal kepada Allah padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkalitu berserah diri “. (QS. Ibrahim[14]:12).
Sumber : Buletin Mimbar Jum’at, No. 02 Th. XXIII – 9 Januari 2009
Copyright 2010 Be. All Rights Reserved. Designed by Free CSS Templates | Blogger Templates by TeknoMobi.