Hati Yang Damai

Thursday, April 24, 2008

"Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Rabb-mu dengan hati yang
ridha dan diridhaiNya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu,
dan masuklah ke dalam surgaKu." (QS. Al-Fajr : 27-30).

Seseorang yang sering beribadah kepada Allah secara terus-menerus dan
menjauhi segala yang dilarangNya, pasti melahirkan hati yang damai
(qolbun salim). Yakni hati yang senantiasa merasa dekat dengan Allah
dan penuh rasa syukur serta bersabar ketika musibah datang.

Namun mengapa rasa risau masih ada, meskipun kita telah memperbanyak
ibadah pada Allah? Mengapa ketenangan yang didambakan tidak juga hadir
menghiasi malam-malam saat kita bermunajat kepadaNya? Ibadah-ibadah
yang kita lakukan menjadi hambar, dan rasa galau tetap tidak mau hilang.

Saudaraku, kita hendaknya memahami hakikat dari ibadah. Inti dari
ibadah, bukan pada banyaknya shalat, puasa, atau shadaqah yang kita
lakukan. Tapi, lebih kepada bagaimana setiap amal ibadah yang
dilakukan, semuanya kita tujukan pada Allah. Yakni kepada Rabb yang
telah memberikan kelapangan rezeki dan keberkahan usia, sehingga dapat
menikmati segala keindahan di dunia ini.

Ingatlah bahwa bukan tubuh yang mengiringi hati, tapi hatilah yang
mengiringi tubuh. Beribadah tanpa menghadirkan hati yang ikhlas
mengharap keridhaan dariNya, hanya akan melahirkan formalitas tanpa isi.

Apalagi bila ibadah tersebut dikotori penyakit-penyakit hati. Riya,
sombong, takabur, dan berbagai jenis penyakit hati lainnya, hanya akan
membuat nilai ibadah yang kita lakukan menjadi tidak berarti di
hadapan Allah.

Allah tidak melihat banyaknya amal yang kita lakukan. Tapi melihat
bagaimana amal tersebut diniatkan, yaitu hanya mengharap ridhaNya,
bukan pada yang lain.

Insya Allah, jika kita telah membersihkan hati kita dari segala bentuk
kemusyrikan, dengan cintaNya, akan hadir hati yang ridha dan
diridhaiNya. Hati yang hanya mengharap cinta dariNya, yaitu ketika
jiwa yang tenang (nafs muthmainnah) bersemayam di dalamnya.

Jadi, bila ibadah yang dilakukan tidak juga mampu mengantarkan kita
memiliki hati yang damai, tanyalah pada hati, untuk siapa ia
memberikan hatinya? Wallahu a'lam.

0 comments:

Post a Comment